bebas download aplikasi full pack full crack, tema line, tema bbm, tema instagram, clone line , clone instagram, clone bbm dan aplikasi vso dan lainnya :D
Rabu, 05 Juni 2013
bersih mrican
kayaknya udah lama banget sejak kejadian ini..
persis hari lingkungan hidup 2010 kita mencoba membersihkan eceng gondok demi keberlangsungan kehidupan diantara milyaran ton air yang berada di waduk mrican.
ingat ssat itu kita masih bangga akan pakean yang kita pakai hijau dan orange.
semilir angin yang mengaung dan memberikan kesegaran duniawi memulihkan kita akan semangat bekerja.
melawan menerjang hati yang kian bahagia bersama dengan wajah penuh senyuman kita semakin kuat merauk daun-daun hijau yang menutupi dalamnya kubik air di mrican inih.
hanya bermodal tambang, tangan dan sebongkah kayu untuk berenang kita mulai menyelesaikan ini..
makasi alam
hari lingkungan hidup 2010
persis hari lingkungan hidup 2010 kita mencoba membersihkan eceng gondok demi keberlangsungan kehidupan diantara milyaran ton air yang berada di waduk mrican.
ingat ssat itu kita masih bangga akan pakean yang kita pakai hijau dan orange.
semilir angin yang mengaung dan memberikan kesegaran duniawi memulihkan kita akan semangat bekerja.
melawan menerjang hati yang kian bahagia bersama dengan wajah penuh senyuman kita semakin kuat merauk daun-daun hijau yang menutupi dalamnya kubik air di mrican inih.
hanya bermodal tambang, tangan dan sebongkah kayu untuk berenang kita mulai menyelesaikan ini..
makasi alam
hari lingkungan hidup 2010
Selasa, 04 Juni 2013
HIDUP
Hidup gak slalu selamanya terkekang kok
Ni dia contohnya abang upit yang selalu buat
dirinya heppy ending deh..
setiap main kemana.. champ dimana dan dimana aja pasti kelakuannya kaya gini lah hahahh
Ni dia contohnya abang upit yang selalu buat
dirinya heppy ending deh..
setiap main kemana.. champ dimana dan dimana aja pasti kelakuannya kaya gini lah hahahh
part 1
Juni 2013
Menatap langkit, menatap cahaya, menatap mega merah yang mulai tenggelam diantara gundukan gunung itu.
Ingat saat dimana kita saling berbagi tawa, berbagi cerita, dan berbagi harapan. Menepuk punggung kita saat lelah, menepuk dada kita saat terengah, menepuk tangan kita saat kita sedia.
Sore yang entah kapan berhenti memancarkan rancangan kekilauan itu melai menampakan kelemahan bagai punggung kiri yang lelah menopang beban jabatan tangan kawan mulai menyusut hingga air laut diujung barat seakan terbakar lahar-lahar panas yang bergejolak membawa ombak kecil yang penuh tipuan.
Sesosok kecil bocah berlarian diantara pasar-pasir yang berdering tertiup hembusan sang angin tanpa warna, tanpa rasa, tanpa suara. Memandangnya seakan teguhkan hati yang selalu layu saat lelah berjalan diantara sang fana dunia ini. Senyumku mulai berkhayal akankah waktu ini akan selalu terulang hingga takdir kita tiba.
Berlariku mengejarnya meninggalkan batuan yang telah menjadi tahtahku saat sang pangeran mulai mengungsi dilepas laut itu. Senyuman saat memandangnya semakin menambah keceriaanku seakan hal yang terlewati semakin hilang tertelan indahnya bibir yang berikan hangatnya sang sunset.
Berlari.... Mengejar... Tertawa... Terbahak ku dibuatnya..
"Di, bisakah kita seperti ini hingga mati nanti?" terucapku dengan terengah karena lepasku berlari
"Tentu, boy" dengan senyumnya
................................
Sudah 7 tahun berlalu
................................
Dering beker ini membangunkanku, serentak tubuh ini berdiri dan semakin gelap dan gelap mata ini inginku kembali terbaring dalam pelukan kasur ini dan aku ingat hari ini ada kuliah pak dosen yang selalu bermuka jahat padahal dalam hatinya cengang. Teringat waktu aku kekamar mandi pagi itu, terdengar suara tangisan dari balik pintu yang tertutup rapat. Akupun mencoba melihat itu, jelas terdengar suara orang yang sering memarahiku saat aku telat diajarnya.
Saat ku dekati pintu itu, perlahan pintu itu terbuka terlihat wajah dosen kalkulusku mlempem seperti orang baru ditabok sama leper milik warung sebelah kosanku.
...... ...
Menatap langkit, menatap cahaya, menatap mega merah yang mulai tenggelam diantara gundukan gunung itu.
Ingat saat dimana kita saling berbagi tawa, berbagi cerita, dan berbagi harapan. Menepuk punggung kita saat lelah, menepuk dada kita saat terengah, menepuk tangan kita saat kita sedia.
Sore yang entah kapan berhenti memancarkan rancangan kekilauan itu melai menampakan kelemahan bagai punggung kiri yang lelah menopang beban jabatan tangan kawan mulai menyusut hingga air laut diujung barat seakan terbakar lahar-lahar panas yang bergejolak membawa ombak kecil yang penuh tipuan.
Sesosok kecil bocah berlarian diantara pasar-pasir yang berdering tertiup hembusan sang angin tanpa warna, tanpa rasa, tanpa suara. Memandangnya seakan teguhkan hati yang selalu layu saat lelah berjalan diantara sang fana dunia ini. Senyumku mulai berkhayal akankah waktu ini akan selalu terulang hingga takdir kita tiba.
Berlariku mengejarnya meninggalkan batuan yang telah menjadi tahtahku saat sang pangeran mulai mengungsi dilepas laut itu. Senyuman saat memandangnya semakin menambah keceriaanku seakan hal yang terlewati semakin hilang tertelan indahnya bibir yang berikan hangatnya sang sunset.
Berlari.... Mengejar... Tertawa... Terbahak ku dibuatnya..
"Di, bisakah kita seperti ini hingga mati nanti?" terucapku dengan terengah karena lepasku berlari
"Tentu, boy" dengan senyumnya
................................
Sudah 7 tahun berlalu
................................
Dering beker ini membangunkanku, serentak tubuh ini berdiri dan semakin gelap dan gelap mata ini inginku kembali terbaring dalam pelukan kasur ini dan aku ingat hari ini ada kuliah pak dosen yang selalu bermuka jahat padahal dalam hatinya cengang. Teringat waktu aku kekamar mandi pagi itu, terdengar suara tangisan dari balik pintu yang tertutup rapat. Akupun mencoba melihat itu, jelas terdengar suara orang yang sering memarahiku saat aku telat diajarnya.
Saat ku dekati pintu itu, perlahan pintu itu terbuka terlihat wajah dosen kalkulusku mlempem seperti orang baru ditabok sama leper milik warung sebelah kosanku.
...... ...
Langganan:
Postingan (Atom)