Minggu, 23 September 2012

Catatan Pelajar Part 4


Siang ini kembali lagi kedanau yang sama dengan yang kemarin, bukan karna suka atau dia memanggilku untuk kembali kesini…

SUNGGUH BERBEDA!!!!!!
Tempat yang aku liat malam kemarin dengan ratusan orang saling menggerombol sekarang hanyalah danau yang sungguh tak terdengar suara manusia, hanya lah suara-suara beriak air yang tak akan terdengar dari kejauhandan sura-suara aingin yang terus membelai dengan kelembutannya..

Segerombol burung-burung hitam beterbangan diatas gelombang air kecil itu seakan membuat bulatan-bulatan yang kian besar dari titik2 kecil  dan gerombolan angsa putih yang hanya terpaku dalam satu tempat seperti kemarin hanya lah orang yang bergerombol dengan beribu kiasan hidup.

Dan ini yang akan membuat suasana hati yang tenang… adalah tempat yang tenang… bukanlah apa yang bergemuruh dengan beribu kiasan orang-orang yang tak pernah mengerti makna arti kehidupan..

Kubuka tas yang kubawa kuambil selembar kertas yang mungkin masih suci tanpa coretan, seperti bayi tanpa dosa yang baru lahir didunia yang belum mengenal kiasan dalam hidup gak bakal mengerti dosa dan keindahan duniawinya..

Kulipat demilipatan kertas ini untuk mengerti apa yang da dibenak hati yaitu kebebasan  yang sebenarnya. Jadilah kapal kecil yang akhirnya aku tarus diatas gelombang air didanau ini. Diapun mulai berlayar, terhembus  angin dan tertabrak begitu banyak gelombang air. Layaknya kita yang akan slalu terombak-ambik dan terdampar akhirnya oleh kehidupan.

Tapi anehnya kenapa disaat yang indah ini datang seorang berjenggot tua dengan baju biru donkernya, diapun mulai menyapaku..

Lagi ngapain mas? Bukanlah waktunya anda disini!
Bukankah ini tempat umum tanyaku
Maaf ntar malem ada direktur dari PT. Teckom mau kesini, jadi daerah sini harus di asingkan dulu dari mahasiswa agar tidak mengganggu kedatangannya..
Iya kataku..

Bergegas pergi dan berfikir inilah dunia yang penuh kiasan gak pernah ada yang mengerti apa itu hidup, kita diciptakan dengan kesamaan…

Apanya yang pemimpin!!!
Apanya yang direktur!! Bos!! Politikus!!!

Gak ada yang bisa mengerti semua itu sama, hanya grombolan yang besar yang mengganggap dirinya hebat karena memiliki kekuasaan… duit…. Kejayaan

Itulah yang akan menghancurkan manusia, memang ini lah hidupp ingin ku menatap adanya kehidupan dimana itu sama kecuali dimata Allah “surga”

Kulangkahkan kakiku semakin cepat, dengan kekuatan yang tak terkira aku pun berhenti sejenak untuk mengambil udara yang sebenarnya bukan miliku… mungkin milik para penguasa itu.. huh basi… its about life.. mulut yang sama dan rahang yang sama  penciptanya ini harus terasa seprti dalam gurun gurun berpasir tanpa air dengan kehausan-kehausan yang mungkin terasa.

Kupasangkan kedua telingaku dengan dua speaker kecil yang menyalur dengan mp3 dengan lagu-lagu nyanyian kehidupan “galau, cinta, benci, marah, teman, dan lainnya”. Kudengarkan sebuah nyanyian dari ebit mungkin lagu itu yang aku kenali nyanyian tentang apa dan dimana kita dengan seorang sahabat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar