Siang ini kembali lagi kedanau yang sama dengan yang
kemarin, bukan karna suka atau dia memanggilku untuk kembali kesini…
SUNGGUH BERBEDA!!!!!!
Tempat yang aku liat malam kemarin dengan ratusan orang
saling menggerombol sekarang hanyalah danau yang sungguh tak terdengar suara
manusia, hanya lah suara-suara beriak air yang tak akan terdengar dari
kejauhandan sura-suara aingin yang terus membelai dengan kelembutannya..
Segerombol burung-burung hitam beterbangan diatas gelombang
air kecil itu seakan membuat bulatan-bulatan yang kian besar dari titik2
kecil dan gerombolan angsa putih yang
hanya terpaku dalam satu tempat seperti kemarin hanya lah orang yang
bergerombol dengan beribu kiasan hidup.
Dan ini yang akan membuat suasana hati yang tenang… adalah
tempat yang tenang… bukanlah apa yang bergemuruh dengan beribu kiasan
orang-orang yang tak pernah mengerti makna arti kehidupan..
Kubuka tas yang kubawa kuambil selembar kertas yang mungkin
masih suci tanpa coretan, seperti bayi tanpa dosa yang baru lahir didunia yang
belum mengenal kiasan dalam hidup gak bakal mengerti dosa dan keindahan
duniawinya..
Kulipat demilipatan kertas ini untuk mengerti apa yang da
dibenak hati yaitu kebebasan yang
sebenarnya. Jadilah kapal kecil yang akhirnya aku tarus diatas gelombang air
didanau ini. Diapun mulai berlayar, terhembus
angin dan tertabrak begitu banyak gelombang air. Layaknya kita yang akan
slalu terombak-ambik dan terdampar akhirnya oleh kehidupan.
Tapi anehnya kenapa disaat yang indah ini datang seorang
berjenggot tua dengan baju biru donkernya, diapun mulai menyapaku..
Lagi ngapain mas? Bukanlah waktunya anda disini!
Bukankah ini tempat umum tanyaku
Maaf ntar malem ada direktur dari PT. Teckom mau kesini,
jadi daerah sini harus di asingkan dulu dari mahasiswa agar tidak mengganggu
kedatangannya..
Iya kataku..
Bergegas pergi dan berfikir inilah dunia yang penuh kiasan
gak pernah ada yang mengerti apa itu hidup, kita diciptakan dengan kesamaan…
Apanya yang pemimpin!!!
Apanya yang direktur!! Bos!! Politikus!!!
Gak ada yang bisa mengerti semua itu sama, hanya grombolan
yang besar yang mengganggap dirinya hebat karena memiliki kekuasaan… duit….
Kejayaan
Itulah yang akan menghancurkan manusia, memang ini lah
hidupp ingin ku menatap adanya kehidupan dimana itu sama kecuali dimata Allah
“surga”
Kulangkahkan kakiku semakin cepat, dengan kekuatan yang tak
terkira aku pun berhenti sejenak untuk mengambil udara yang sebenarnya bukan
miliku… mungkin milik para penguasa itu.. huh basi… its about life.. mulut yang
sama dan rahang yang sama penciptanya
ini harus terasa seprti dalam gurun gurun berpasir tanpa air dengan
kehausan-kehausan yang mungkin terasa.
Kupasangkan kedua telingaku dengan dua speaker kecil yang
menyalur dengan mp3 dengan lagu-lagu nyanyian kehidupan “galau, cinta, benci,
marah, teman, dan lainnya”. Kudengarkan sebuah nyanyian dari ebit mungkin lagu
itu yang aku kenali nyanyian tentang apa dan dimana kita dengan seorang
sahabat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar